Sabtu, 29 Oktober 2011

ASKEB IV ENDOMETRITIS, MIOMETRITIS DAN PERIMETRITIS


  ASKEB IV
ENDOMETRITIS, MIOMETRITIS DAN PERIMETRITIS
KORPUS UTERI
Uterus, tuba Fallopi, ovarium, pembuluh- pembuluh darah dan limfe, jaringan ikat di sekitarnya, dan peritoneum, yang menutupi alat-alat tersebut merupakan satu kesatuan fungsional. Radang dapat menyebar dengan cepat dari kavum uteri ke seluruh genitalia internal. Radang endometrium dinamakan endometritis, radang otot- otot uterus miometritis atau metritis, dan radang peritoneum di sekitar uterus perimetritis. Radang uterus yang akut biasanya akibat infeksi gonorea, atau akibat infeksi pada arbutus atau infeksi puerperal.
A.                ENDOMETRITIS
A.1 ENDOMETRITIS MASA NIFAS
Pengertian masa nifas:
*                  Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225).
*               Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas                                                                                                       berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne'bnatal, 2001:122)Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237).
*                  Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115).
*                  Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari.

PENGERTIAN:
Ø  Menurut medicastore.com, 2009. Endometritis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal
endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Keradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium Derajat efeknya terhadap fertilitas bervariasi dalam hal keparahan radang , waktu yang diperlukan untuk penyembuhan lesi endometrium, dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari glandula endometrium dan atau merubah lingkungan uterus dan oviduk.
Ø  peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.
Ø  Suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994).
Ø  Infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I. B. G., 1998).
Ø  Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan.
Ø  Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan.
Ø  Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi. Terdapat berbagai tipe endometritis, yaitu endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.



KESIMPULAN
Ø  Endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium yaitu lapisan sebelah dalam dinding rahim yang disebabkan oleh infeksi.
Ø  Endometritis masa nifas adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan.
ETIOLOGI
a.       Penyebab infeksi nifas
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuinan-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1)      Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2)      Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.



3)      Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
4)      Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab lainnya dari endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan. (Taber, B. 1994).
Menurut Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:
ü  Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.
ü  Pecahnya ketuban berlangsung lama.
ü  Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
ü  Teknik aseptik tidak dipatuhi.
ü  Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
ü  Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
ü  Kelahiran secara bedah.
ü  Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
ü  Mikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum.
ü  Endometritis biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan.
PATOFISIOLOGI
Keputihan yang lama              pemasangan/pelepasan IUD                  hub sex          partus/abortus

Radang lokal               termanipulasi oleh penis
                                                               Luka pada porsio

    Kuman masuk dalam endoservik dan kelenjar

                                         Infeksi mulut rahim menyebar ke endoservik

                                      infeksi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis
        infeksi ke endometrium
    leukositosis dalam darah menuju endometrium
terjadi edema & hiperemi endometrium
endometrium meradang
terjadi perdarahan interstisial
     timbul reaksi dolor & kalor





gangguan perdarahan
metroragia            menometroragia
       endometritis akut             infeksi menahun/terus menerus   karena adanya benda asing
pelepasan fisiologis lapisan yang                      infeksi berlanjut        endometritis kronik
terinfeksi saat haid                                                                        infeksi meluas, terjadi :
  Infeksi sembuh                                 leukore bernanah/              - wound infection
                                                                             lokhea berbau               - myimoetritis
                                                                             nyeri tekan                    - peritonitis
                                                                        gangguan kontraksi            - adneksa infection
                                                                        Involusi  terhambat            - parametrial phlegmoun
-   abses pelvis
-  Septic pelvic tromboplebitis

KLASIFIKASI
Menurut Wiknjosastro (2002),
1.      ENDOMETRITIS AKUTA (Terutama terjadi pada masa post partum / post abortus)
Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9. Endometritis post abortus terutama terjadi pada abortus provokatus.
Pada endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas secara khusus.
Pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke parametrium, ketuban dan ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam keseluruhannya. Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD (intra uterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya.
Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akut tetap berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.
Endometritis akuta yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen pada umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting adalah berusaha mencegah, agar infeksi tidak menjalar.
TANDA GEJALA
  • Demam
  • Lochea berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar flour yang purulent.
  • Lochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
  • Kalau radang tidak menjalar ke miometrium atau parametrium tidak nyeri.
TERAPI
  • Uterotonika.
  • Istirahat, letak fowler.
  • Antibiotika.
  • Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carsinoma. Dapat diberi estrogen.
2.      ENDOMETRITIS KRONIKA
Endometritis kronika tidak seberapa sering terjadi. Oleh karena itu infeksi yang tidak dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit. Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium. Gejala-gejala klinis endometritis kronika adalah leukorea dan menorargia. Pengobatan tergantung dari penyebabnya. 
Endometritis kronis ditemukan pada:
1.      Pada tuberkulosis.
2.      Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus.
3.      Jika terdapat korpus alineum di kavum uteri.
4.      Pada polip uterus dengan infeksi.
5.      Pada tumor ganas uterus.
6.      Pada salpingo – oofaritis dan selulitis pelvik.
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB genital. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-tengah endometrium yang meradang menahun.
Pada abortus inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili korealis di tengah-tengah radang menahun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.
Endometritis kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda asing atau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.
GEJALA
  • Flour albus yang keluar dari ostium.
  • Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.
TERAPI
  • Perlu dilakukan kuretase.

KOMPLIKASI

-          Wound infection
-          Peritonitis
-          Adnexal infection.
-          Parametrial phlegmon
-          Abses pelvis
-          Septic pelvic thrombophlebitis.
PENATALAKSANAAN
1.      Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terpi. Evaluasi klinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
2.      Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
3.      Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau post partum.
4.      Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
5.      Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati. Histerektomi dan salpingo – oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia teah meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal)



ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ibu P... Post Partum Hari Ke-5 dengan Endometritis
Tempat              :
Tanggal/Waktu :
Pengkaji            :
I.     PENGKAJIAN
A.    Pengkajian
Data subjectif
1.      Biodata
Nama            :
Umur            :
Agama          :
Pendidikan   :
Suku             :
Pekerjaan      :
Alamat         :

2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan sampai saat ini keluar darah banyak dan berbau setelah melahirkan ananknya 5 hari yang lalu, serta ibu mengeluh perutnya semakin besar.

3.      Riwayat kesehatn sekarang
Ibu mengeluh perutnya semakin membesar dan sakit perutnya saat ditekan

4.      Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pernah mengalami kerokan pada uterus diluar partus atau abortus

5.      Riwayat kesehatan keluarga
-

6.      Riwayat menstruasi
                               Siklus                   : Metrorargia (pada endrometritis akuta)
                                                              Menorargia/ metrorargia (pada endrometritis kronika)
                               Flour albus           : (positif), banyak, berbau


7.      Riwayat pernikahan


8. Riwayat obstetri
- untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dan pernikahan yang ke berapa, berapa umurkehamilanya, pernah keguguran atau tidak, apabila pernah keguguran dilakukan kuret atau tidak, dan ada atau tidak penyakit yang menyertai kehamilan
-untuk riwayat persalinan, ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana persalinannya, normal atau operasi atau dengan alat, siapa yang menolong persalinannya, dimana dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga ditanyakan berapa berat lahir bayi, jenis kelaminnya, panjang badan dan apabila anak hidup berapa usianya Semarang, dan bila mati apa penyebabnya.
- Untuk riwayat nifas, apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan, penyulit atau tidak, menyusui atau tidak.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi IUD
10.Pola kehidupan sehari-hari
§  Nafsu makan ibu menurun dan melakukan tarak setelah makan
§  Terjadi ganguan istirahat karena ada rasa nyeri pada daerah abdomen pada bagian bawah jika ketekan.
§  Ibu mengatakan telah melahirkan sampai saat ini hanya terlentang setengah duduk
§  Ibu sering ganti celana dalam karena darahnya semakin banyak dan bau

11.Riwayat psikososial
Ibu mengatakan merasa cemas

B.     Data objektif
1.      Pemeriksaan umum
k/u       : lemah
TTV     : TD : 90/60 mmhg (menurun)
              N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)
              R: 28x/mnt
              S : 38,2 C(meningkat)

2.      Pemeriksaan Fisik
Mata                : conjungtiva pucat
Abdomen    : inspeksi : perut membuncit, TFU (masih tinggi, normalnya pertengahan symphisis pusat)
-          Palpasi   : nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, kontraksi uterus lemah
            Genitalia          : lokhea berbau busuk, normalnya lokhea sanguinolenta

3.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap (leukosit meningkat) = >9.000 m³
Pemeriksaan cairan dari serviks secara mikroskopis terdapat bakteri

II.  Interpretasi Data Dasar
DX      :  Ibu P..................post partum hari ke 5 dengan endometritis
DS      : Ibu mengeluh sampai saat ini keluar darah banyak dan berbau setelah melahirkan anaknya 5 hari yang lalu serta ibu mengeluh perutnya semakin besar
Do       :  TTV : TD : 90/60 mmhg (menurun)
              N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)
              R: 28x/mnt
              S : 38,2 C(meningkat)
Mata                : conjungtiva pucat
Abdomen    : inspeksi : perut membuncit, TFU (masih tinggi, normalnya pertengahan symphisis pusat)
-          Palpasi   : nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, kontraksi uterus lemah
            Genitalia          : lokhea berbau busuk, normalnya lokhea sanguinolenta


·         Pemeriksaan darah lengkap (leukosit meningkat) = >9.000 m³
·         Pemeriksaan cairan dari serviks secara mikroskopis terdapat bakteri


III.   Identifikasi Diagnosa / masalah potensial
Miometritis, Infertilitas

IV.    Identifikasi kebutuhan segera
Rehidrasi
V. Intervensi
          1.  jelaskan pada ibu tentang keadaanya
              R/ ibu mengerti tentang keadaanya dan lebih kooperatif
2.  Lakukan informed consent untuk dilakukan rujukan ke dokter
              R/ sebagai bukti ontentik
3.  Pasang infus
              R/ keseimbangan cairan
          4.Anjurkan ibu istirahat cukup dengan posisi fowler
              R/ istirahat menjaga kondisi ibu dan posisi fowler mencegah penyebaran infeksi

          5.Observasi TTV
              R/ deteksi dini komplikasi
          6.Berikan diet TKTP dan banyak minum air putih
              R/ perbaikan nutrisi dan menjaga keseimbangan tubuh


VI. Implementasi
Lakukan sesuai intervensi


VII. Evaluasi
Tanggal :                                 waktu :
S : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan akan melaksanakan anjuran bidan serta menyetujui tindakn medis selanjutnya
O : informed consent telah ditanda tangani
TTV      : TD : 90/60 mmhg (menurun)
  N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)        
  R: 28x/mnt
 S : 38,2 C(meningkat)
A : Ibu P.......post partum hari ke 5 dengan endometritis
P  : - Observasi TTV
     -Lanjutkan perintah dokter SpoG



MIOMETROTIS
PENGERTIAN
Miometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis. (Sarwono, 2005: 286)
KLASIFIKASI
a. Metritis akuta
Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometriudm yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.(Sarwono,2005: 286)
b. Metritis Kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kehamilan. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi :
1) Abses pelvic
2) Peritonitis
3) Syok septic
4) Dispareunia
5) Trombosis vena yang dalam
6) Emboli pulmonal
7) Infeksi pelvik yang menahun
8) Penyumbatan tuba dan infertile
FAKTOR PREDISPOSISI
- Infeksi abortus dan partus
- Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
- Infeksi post curettage

PATOFISIOLOGI
Keputihan yang lama              pemasangan/pelepasan IUD                  hub sex          partus/abortus

Radang lokal               termanipulasi oleh penis
                                                               Luka pada porsio

    Kuman masuk dalam endoservik dan kelenjar

                                         Infeksi mulut rahim menyebar ke endoservik

                                      infeksi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis
        infeksi ke endometrium
    leukositosis dalam darah menuju endometrium
terjadi edema & hiperemi endometrium
endometrium meradang
terjadi perdarahan interstisial
     timbul reaksi dolor & kalor
gangguan perdarahan
metroragia            menometroragia
                                                infeksi menahun/terus menerus   karena adanya benda asing
        endometritis akut                     endometritis kronik
                                                   infeksi meluas melalui                 infeksi meluas melalui
                                                     limfe/tromboplebitis                   limfe/tromboplebitis
                                                meluas ke myometrium                    meluas ke myometrium 
                                    terjadi radang/kadang terjadi abces    terjadi radang/kadang terjadi abces
                                                        myometritis akut                         myometritis kronik

                                                                                    nyeri tekan lepas
                                                                                          vasodilatasi
                                                                syok septic/ gangguan involusi/ infertilitas


TANDA GEJALA
Gejala metristis dan pengobatannya sama dengan gejala dan penanganan endometritis yaitu :
a.Demam
b. Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau
c. Sakit pinggang
d. Nyeri abdomen
DIAGNOSA DAN TERAPI
Diagnosa hanya dapat dibuat secara patolog anatomis.
KOMPLIKASI
Dapat terjadi penyebaran ke jaringan sekitarnya seperti:
·         Parametritis (infeksi sekitar rahim)
·         Salpingitis (infeksi saluran otot)
·         Ooforitis (infeksi indung telur)o Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur.
PENATALAKSANAAN
Terapi miometritis :
a. Antibiotika spektrum luas
- Ampisilin 2 g iv / 6 jam
- Gentamisin 5 mg kgb
- Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
b. Profilaksi antitetanus
c. Evakuasi sisa hasil konsepsi
MANAJEMEN
- Antibiotik kombinasi
- Transfusi jika diperlukan




ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU P…..dengan Miometritis
1.      PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
      1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku / bangsa
2. Keluhan Utama
 Ibu mengatakan nyeri perut tanpa ditekan, keluar keputihan yang berbau tidak sedap sejak dua minggu lalu, ibu merasa demam sejak 5 hari lalu, serta merasa perutnya tambah membesar.   
 3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengeluh perutnya semakin membesar dan terasa nyeri pada perutnya
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, jantung, kencing manis. Ibu juga mengatakan pernah menderita penyakit menular seperi paru – paru, dan hati serta tidak pernah menderita penyakit tumor sebelumnya. Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran dan kemudian di kuret
b.      Riwayat Kesehatan Keluarga
-
4. Riwayat Menstruasi
• Siklus Haid : menometroragia
• Dismenore : disminore
• Keputihan : . Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau
 5.Riwayat Obstetri( Kehamilan, Persalinan dan Nifas)
- untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dan pernikahan yang ke berapa, berapa umurkehamilanya, pernah keguguran atau tidak, apabila pernah keguguran dilakukan kuret atau tidak, dan ada atau tidak penyakit yang menyertai kehamilan
-untuk riwayat persalinan, ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana persalinannya, normal atau operasi atau dengan alat, siapa yang menolong persalinannya, dimana dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga ditanyakan berapa berat lahir bayi, jenis kelaminnya, panjang badan dan apabila anak hidup berapa usianya Semarang, dan bila mati apa penyebabnya.
- Untuk riwayat nifas, apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan, penyulit atau tidak, menyusui atau tidak.
5. Pola Kebiasaan Seharí – hari
a.Pola nutrisi wanita dengan status nutrisi yang buruk lebih rentan terhadap penyakit
b.Pola aktivitas wanita dengan aktivitas yang berat dapat mempengaruhi kondisI tubuhnya
c.Pola hygiene wanita kurang menjaga personal hygiene terutama daerah genetalia yang rentan terhadap infeksi
d.Pola seksual ibu mengatakan sakit pada saat melakukan hubungan seksual pada daerah panggul


B. Data Obkejtif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik / cukup
Kesadaran : Composmentis / somnolen / koma
TTV     : TD : 90/60 mmhg (menurun)
  N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)      
  R: 28x/mnt(DBn)
  S : 38,2 C(meningkat)
2.      Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Muka               : pucat
Mata                : conjungtiva anemis (pucat)
Mulut             : bibir pucat
Leher               : ada pembesaran limfe (sebagai tanda infeksi)
Abdomen          : ada pembesaran, tidak ada luka bekas operasi,terdapat nyeri tekan lepas pada abdomen
Genetalia         : terdapat fluor albus, kental dan berbau busuk.

3.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap (leukosit meningkat) = >9.000 m³
Pemeriksaan cairan dari serviks secara mikroskopis terdapat bakteri

II. INTERPRETASI DATA DASAR, DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa : Ny. … usia .... P..A… dengan Miometritis
Ds            :Ibu mengatakan nyeri perut tanpa ditekan, keluar keputihan yang berbau tidak sedap sejak dua minggu lalu, ibu merasa demam sejak 5 hari lalu, serta merasa perutnya tambah  membesar.   
Do : TTV         : TD : 90/60 mmhg (menurun)
  N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)      
  R: 28x/mnt(DBn)
  S : 38,2 C(meningkat)
- pemeriksaan Fisik
abdomen   : terdapat nyeri perut ditekan ataupun tidak ditekan
Genetalia   :terdapat fluor albus, kental dan berbau busuk
·         Pemeriksaan darah lengkap (leukosit meningkat) = >9.000 m³
·         Pemeriksaan cairan dari serviks secara mikroskopis terdapat bakteri

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
      Parametritis, infertil
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Rehidrasi
V. INTERVENSI
Tanggal:                                                    Jam:
1. beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya
2.      jelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya
R/ ibu mengerti tentang penyakit yang kemungkinan dideritanya
 3. berikan dukungan emosional kepada ibu
R/ ibu mendapat dukungan
4. berikan ibu tablet penambah darah
R/ memperbaiki kondisi umum ibu
5. minta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan
R/ penanganan lebih lanjut
6.      Kolaborasi dengan dokter SpoG tentang tindakan dan terapi yang tepat
R/ tugas dependen bidan

VI.IMPLEMENTASI
Tanggal:                            jam:
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap       dirinya
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya
3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang dan dapat menerima dengan
 ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
4. Memberikan ibu tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya
5. Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan
6. Melakukan Kolaborasi dengan dokter SpoG tentang tindakan dan terapi yang tepat

VII. EVALUASI
Tanggal           :                                                                       Jam                  :
S           : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan oleh  bidan dan mengerti tentang kondisi kesehatannya
O         : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan. Ibu menganguk tanda mengerti
A          : Ny…., umur …. tahun, P…A…., dengan miometritis
P           : Mendampingi ibu saat dilakukannya rujukan
               


PARAMETRITIS ( CELLULITE PELVICA )
PENGERTIAN
       Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam ligamentum latum. Radang ini biasanya unilatelar.
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
- Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
- Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
-  Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.

TANDA DAN GEJALA
● Suhu tinggi dengan demam tinggi
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis.
Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil.
Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
● Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
Penyebab
Parametritis dapat terjadi:
1). Dari endometritis dengan 3 cara :
• Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis
• Lymphogen
• Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
2). Dari robekan serviks
3). Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD )
TERAPI : Antibiotika-resorptif
PATOFISIOLOGI
                                                            Endometritis                                      
                                                            Infeksi meluas
                                                Lewat jalan limfe atau tromboflebitis            
                                                Infeksi menyebar ke miometrium
                                                            Miometritis                 
Infeksi meluas lewat jalan limfe/tromboflebitis
                                                            Parametritis
                                                        Terjadi reaksi :
§  Kalor
§  Dolor
§  Nyeri hebat
§  Nafsu makan berkurang
Asam lambung meningkat
         Reaksi mual
         vasodilatasi
                                        syok septic/ infertilitas/ infeksi meluas
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ibu P... Post Partum Hari Ke-5 dengan parametritis
Tempat              :
Tanggal/Waktu :
Pengkaji            :
I.PENGKAJIAN
A.Pengkajian
Data subjectif
1.Biodata
Nama            :
Umur            :
Agama          :
Pendidikan   :
Suku             :
Pekerjaan      :
Alamat         :

2.Keluhan utama
Ibu mengeluh badannya terasa panas sejak seminggu lalu disertai rasa menggigil dan ibu mengatakan perutnya terasa nyeri dan timbul rasa ingin muntah.




3.Riwayat kesehatn sekarang
Ibu mengatakan mengalami keputihan banyak berwanang kuning dan berbau sejak satu bulanan.

4.Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pernah mengalami kerokan pada uterus diluar partus atau abortus

5.Riwayat kesehatan keluarga
-
6. Riwayat menstruasi
                   Siklus                   : metrorargia (pada endrometritis akuta)
                                                  Menorargia (pada endrometritis kronika)
                   Flour albus           : (positif), banyak, berbau


7.Riwayat pernikahan
-

8.Riwayat obstetri
- untuk riwayat kehamilan ditanyakan hamil dan pernikahan yang ke berapa, berapa umurkehamilanya, pernah keguguran atau tidak, apabila pernah keguguran dilakukan kuret atau tidak, dan ada atau tidak penyakit yang menyertai kehamilan
-untuk riwayat persalinan, ditanyakan jenis persalinannya, bagaimana persalinannya, normal atau operasi atau dengan alat, siapa yang menolong persalinannya, dimana dan apakah ada penyulit persalinan atau tidak, juga ditanyakan berapa berat lahir bayi, jenis kelaminnya, panjang badan dan apabila anak hidup berapa usianya Semarang, dan bila mati apa penyebabnya.
- Untuk riwayat nifas, apakah nifasnya berjalan normal ataukah ada kelainan, penyulit atau tidak, menyusui atau tidak.
9.Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan akseptor IUD

10.Pola kehidupan sehari-hari
·   Nafsu makan ibu menurun dan melakukan tarak setelah makan
·   Terjadi gannguan istirahat karena ada rasa nyeri pada daerah abdomen pada bagian bawah
·   Ibu mengatakan telah melahirkan samapai saat ini hanya terlentang setengah duduk
·   Ibu seringi celana dalam bila celana dalam terasa basah

11.Riwayat psikososial
Ibu mengatakan merasa cemas


B.Data objectif
1.      Pemeriksaan umum
k/u : lemah
TTV           : TD : 90/60 mmhg (menurun)
        N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)
        R: 28x/mnt
        S : 38,2 C(meningkat)

2.      Pemeriksaan Fisik
Mata                      : conjungtiva pucat
Abdomen : inspeksi : perut membuncit
Palpasi   : nyeri tekan pada abdomen di kiri atau kanan
      Genitalia          : leukore/keputihan. Berbau busuk, perdarahan
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus (tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul)

3.                  Pemeriksaan penunjang
·         Pemeriksaan darah lengkap (leukosit > 9.000 m³)
·         Pemeriksaan cairan dari serviks
·         Kuldosentesis
·         Laparoskopi
·         USG panggul
II.Interpretasi Data Dasar
DX      :  Ibu P.............3 minggu post partum dengan parametritis
DS       : Ibu mengeluh badannya terasa panas sejak seminggu lalu disertai rasa menggigil dan ibu mengatakan perutnya terasa nyeri dan timbul rasa mual.
Do       :  TTV : TD : 90/60 mmhg (menurun)
              N : 100 x/mnt(cepat/meningkat)
              R: 28x/mntss
              S : 38,2 C(meningkat)
Mata                : conjungtiva pucat
Abdomen        : inspeksi : perut membuncit
Palpasi   : nyeri tekan pada abdomen di kiri atau kanan ,
            Genitalia          : leukore/keputihan. Berbau busuk, perdarahan
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus




Pemeriksaan penunjang
·         Pemeriksaan darah lengkap (leukosit > 9.000 m³)
·         Pemeriksaan cairan dari serviks
·         Kuldosentesis
·         Laparoskopi
·         USG panggul

III.Identifikasi Diagnosa / masalah potensial
ü  Infertilitas
ü  Salphingitis
IV.Identifikasi kebutuhan segera
Rehidrasi
V. INTERVENSI
Tanggal:                                                          Jam:
1. beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya
3.      jelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya
R/ ibu mengerti tentang penyakit yang kemungkinan dideritanya
 3. berikan dukungan emosional kepada ibu
R/ ibu mendapat dukungan
4. berikan ibu tablet penambah darah
R/ memperbaiki kondisi umum ibu
5. minta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan
R/ penanganan lebih lanjut
7.      Kolaborasi dengan dokter SpoG tentang tindakan dan terapi yang tepat
R/ tugas dependen bidan

VII.IMPLEMENTASI
Tanggal:                         jam:
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap       dirinya
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya
3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu tenang dan dapat menerima dengan
 ikhlas segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
4. Memberikan ibu tablet penambah darah untuk memperbaiki kadar haemoglobinnya
5. Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukannya rujukan
6. Melakukan Kolaborasi dengan dokter SpoG tentang tindakan dan terapi yang tepat







VII. Evaluasi
Tanggal :                                 waktu :
S : ibu mengatakan mngerti penjelasan bidan dan akan melaksanakan anjuran bidan serta menyetujui tindakn medis selanjutnya
O : informed consent telah ditanda tangani
A : Ibu P.......post partum hari ke 5 dengan endometritis
P: Temani ibu saat merujuk


LAMPIRAN
LAPARAKOPI                                                                                  ENDOMETRITIS
                                         

ENDOMETRITIS POS PARTUM                            MYOMETRITIS
                                   
 à PARAMETRITIS 

2 komentar:

  1. The 8 Best Baccarat Sites for Beginners - FEBCASINO
    This one is a little tricky. Baccarat is a very common 메리트카지노총판 variation of the งานออนไลน์ game. If you don't febcasino know what it is, it is a

    BalasHapus
  2. Las Vegas (NV) Casino - Mapyro
    See what 충청북도 출장샵 your friends are saying about casino in Las 안산 출장안마 Vegas. 정읍 출장안마 By creating an account you are able to follow 김제 출장마사지 friends and experts you trust 창원 출장안마 and see

    BalasHapus